Edukasi pada pasien luka
kaki diabetik (LKD) sangat penting untuk meminimalkan faktor-faktor penghambat
dalam proses penyembuhan luka. Namun bisa jadi kalimat-kalimat edukasi pada
pasien LKD tidak lebih dari bahasa-bahasa normatif yang mengiang nyaring di
telingan pasien LKD.
Bukan rahasia lagi, pasien
LKD datang berasal dari berbagai latar pengetahuan dan pengalaman yang berbeda.
Sayangnya kadang pemahaman salah dari pasien dipegang diyakini dengan “haqqul
yaqin” membuat edukasi mental tak berbekas.
Salah satu point dalam
kunjungan kami di klinik luka diabetes, University of Tokyo Hospital, bahwa
edukasi akan lebih berhasil anakala berdasarkan bukti. Berikut kami share,
salah satu hasil riset yang menarik dari nature.com terkait manfaat mengontrol
gula darah bagi kesembuhan LKD.
Pasien dengan HbA1c < 7.0%,
rata-rata pengecilan LKD 0.197cm2 per hari (95% CI: 0.066-0.329). Pasien
dengan HbA1c antara 7.0 - 8.0%, rata-rata pengecilan LKD 0.157cm2
per hari(95% CI: 0.003-0.312) dan pasien dengan HbA1c > 8.0%, rata-rata
pengecilan LKD 0.028cm2 per day (CI: 0.051-0.107). Sebagai
kesimpulan, penelitian ini menunjukkan setiap penurunan 1.0% HbA1c maka LKD
mengalami pengecilan rata-rata 0.028 cm2 per hari (95% CI: 0.003-0.0054). Mari
mengedukasi pasien dengan bukti (evidence based education).
REFERENSI:
Christman, A. L., Selvin, E., Margolis, D. J., Lazarus, G.
S., & Garza, L. a. (2011). Hemoglobin a1c predicts healing rate in diabetic
wounds. The Journal of Investigative Dermatology, 131(10),
2121–2127. doi:10.1038/jid.2011.176