Kamis, 08 Mei 2014

NERS AYO KULIAH KE JEPANG: SEKILAS SEMINAR DI JEPANG



Seminar adalah salah satu metode sistem pembelajaran yang dalam mentransformasikan ilmu.  Untuk di departemen saya sendiri setidaknya ada dua jenis seminar; seminar internal dan seminar eksternal.

Untuk seminar internalpun terbagi dua, untuk program master dijadwalkan setiap hari jumat, dan untuk program PhD dijadwalkan sebulan sekali di hari sabtu.

Adapun seminar eksternal, diantaranya joint seminar (goodo zemi) dengan departemen lain, seminar sekaligus temu alumni (doumonkai), atau joint seminar dengan universitas lain (universitas tokyo dan universitas iwate).

Self Services
Jangan bayangkan seminar di Jepang seperti seminar kita di Indonesia, ada sertifikat, akreditasi ppni, ada snack plus makan siang, ditambah undian door prize, sama sekali tidak.

Atau ada sambutan dari ketua panitia, sepatah kata dari direktur atau ketua yayasan, atau mengundur dulu seminar hingga jam 09.30 karena menunggu pejabat yang membuka acara, sama sekali tidak.

Gambar ini saya ambil dari satu sesi seminar, "self services" silahkan ambil teh dan snack dan jangan lupa buang sampah  sesuai kategorinya


(maaf) yang penting ilmunya, bukan kemewahan gedung, lengkapnya seminar kit, komplitnya konsumsi, tapi peserta antusias bukan karena pembicaranya tetapi menghargai 'ilmu baru' yang disampaikan.

Tepat Waktu
On time sudah menjadi bagian warga jepang, hingga di dalam seminar pun. Untuk seminar internal biasanya hanya 15 menit setiap mahasiswa, 7 menit presentase dan 8 menit diskusi, ini sekaligus melatih ketepatan waktu untuk oral confrence presentation.

Menghargai

"thank you for your presentation" biasanya dijadikan kalimat pembuka sebelum bertanya sebagai bentuk penghormatan terhadap presenter, atau "thank you for your question" sebagai ungkapan terima kasih atas atensi terhadap penanya.
Empat tahun mengikuti pola seminar di Jepang, saya betul-betul melihat bahwa pertanyaan hanya untuk meminta klarfikasi kepada presenter terhadap point yang kurang jelas.

Point of Power Point
Power point sebagai media presentase, betul-betul hanya menampilkan point to point. berbeda dengan Indonesian style yang gemar melakukan improvisasi pada power point, menambahkan animasi atau gambar yang sama sekali tidak berkaitan dengan 'content' atau memberikan warna warni pada font yang menyilaukan mata atau background slide yang membuat pesan menjadi 'tenggelam'

selfnote
Ishibiki, 8th May 2014

Tidak ada komentar: