Selasa, 12 Maret 2013

GRIYA AFIAT, KLINIK PERAWATAN LUKA TAMPIL DI GIFU

Alhamdulillah tanggal 9-10 Maret saya dapat undangan untuk menghadiri 9th Japan Pressure Ulcer Society Central Division Congress, berikut saya share,

Kongres ini diselnggarakan oleh Japan Pressure Ulcer Society (JPUS) Central Division (wilayah tengah), dari sini kita sudah bisa menilai sudah seberapa besar JPUS di Jepang, sampai-sampai kongresnya sudah dibagi per wilayah, utara, tengah dan selatan. Kongres berlokasi di Perfectur Gifu, merupakan provisinsi tertua di Jepang

Sabtu 9 Maret
Ada tiga symsposium tentang incidence dan pengkajian resiko, evaluasi penyembuhan pressure ulcer dengan menggunakan DESIGN Tool dan algortima pemilihan balutan berdasarkan kondisi jaringan.

Untuk topik pertama, mereka sudah melakukan pengkajian saat pasien baru masuk, pengkajian dimulai dengan mengklasifikasikan pasien berdasarkan tingkat ketergantungan (ADL) untuk kemudian dilanjutkan dengan Braden Scale.

Untuk topik kedua, pengkajian proses penyembuhan pressure ulcers dengan menggunakan DESIGN Tool (Depth, Exudate, Size, Infection/Inflamation, Granulation and Necrotic status).
dan topik ketiga, dijelaskan tentang algoritma dalam pemilihan balutan, di dalam algoritma ini mereka sudah menggunakan tabel matriks (tabel silang) yang sangat memudahkan perawat dalam pemilihan dressing

Minggu, 10 Maret
General lecturer dari Prof Hiromi Sanada, WOCN (oh ya beliau akan ke Pontianak bulan Juni) selaku Founder dan President JPUS serta Vice President JNA (PPNI Jepang).
Isu-isu saat ini terkait wound dan pressure ulcers diantaranya, konsep welllbeing dalam luka kronis, algoritma debridement, sertfikasi bagi wound practitioners termasuk perawat

Jam 10.05 saya dapat kesempatan ke IV untuk presentase "Development ET Nurse Clinic as new system in health are in Indonesia", dalam presentase ini saya menampilkan data dari Griya Afiat, Klinik Perawatan Luka di Kota Makassar. Karena audiencenya kebanyakan non english speaking, jadi diterjemahkan ke dalam bahasa jepang dan dibawakan oleh Prof. Mayumi okuwa.

Sambutan cukup hangat dari audience, di Jepang sudah ada 1500 an ET/WOCN namun karena sistem kesehatan di Jepang maka tidak ada satupun dari mereka yang praktek mandiri, inilah yang membuat mereka tertarik dan iri dengan sistem di Indonenesia yang memungkinkan perawat praktek mandiri.

Tidak ada komentar: