Dalam perawatan luka decubitus ada beberapa tekhnik yang bisa digunakan, salah satunya adalah tekhnik debridement. Tekhnik debridement dapat mempercepat preparasi dasar luka/wound bed preparation.
Ada beberapa metode debridement, antara lain sharp debridement, surgical debridement, enzymatic debridement, dan autolytic debridement. Namun hingga saat ini belum ada satupun penelitian yang menunjukkan tekhnik debridement yang paling optimal dalam perawatan decubitus (Whitney., et al 2006). Sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendeterminasikan efektifitas diantara beberapa metode debridement dalam melepaskan jaringan necrotic (Bolton, 2006).
Pada dasarnya tujuan debridement adalah untuk melepaskan jaringan nekrotik, meminimalkan koloni bakteri, dan sel-sel debris lainnya. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tekhnik debridement, antara lain; ada atau tidaknya infeksi, jumlah jaringan nekrotik, vascularisasi luka, toleransi terhadap nyeri, setting, dan ketersediaan dukungan terhadap metode debridement itu sendiri (WOCN, 2005).
Surgical dan sharp debridement dilakukan dengan menggunakan instrument (gunting, scalpel, atau forcep). Surgical debridement dapat dilakukan untuk melepaskan undermining, tunneling, dan jaringan nekrotik yang luas bergantung pada tujuan perawatan individu (NPUAP/EPUAP, 2009). Keuntungan tekhnik ini sangat cepat dan efektif melepaskan jaringan necrotic yang luas. Namum perlu diingat bahwa tekhnik ini menyebabkan luas area decubitus bertambah.
Sharp debridement harus dilakukan dengan hati-hati pada individu yang mengalami penurunan imunitas, penggunaan anticoagulants, atau penyakit lain yang meningkatkan resiko perdarahan (NPUAP/EPUAP, 2009).
Autolytic debridement dilakukan dengan menggunakan balutan yang menciptakan suasana lembab. Balutan tersebut memungkinkan cairan natural luka dan enzim-enzim endogen melunakkan dan mengencerkan slough sehingga jaringan nekrotik dapat terlepas dari dasar luka. Apabila proses autolisytic debridement tidak tercapai dalam 1-2 minggu maka perlu dipertimbangkan untuk menggunakan tekhnik debridement yang lain. Autolytic debridement tidak direkomendasikan pada decubitus yang terinfeksi atau yang sangat dalam (Whitney., et al 2006).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar