Sabtu, 01 Mei 2010

MANFAAT BELATUNG DALAM PENYEMBUHAN LUKA

Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN
Griya Afiat Makassar

Kasus Ummi, cewek 12 tahun yang menderita bisul berulat di ketiak, dada, dan leher, beberapa waktu lalu terulang di Mamuju. Kali ini dialami edy, 14 bulan  (Harian Fajar Kamis 6 April 2010). Berita tersebut mengingatkan penulis pada kisah Nabi Ayyub, a.s. yang mendapat cobaan berat berupa penyakit kulit. Sedemikian parahnya penyakit itu hingga berulat yang mengakibatkan Nabi Ayyub a.s, dijauhi oleh masyarakat termasuk istrinya sendiri meninggalkannya karena jijik. Saat Nabi Ayyub akan berwudhu, ia tanggalkan ulat-ulat dari luka-luka di kulitnya dan usai berwudhu ia kembalikan ulat-ulat itu ke luka-luka tadi, seakan tak hendak menghentikan ulat-ulat itu menikmati luka-luka di tubuhnya. Bertahun-tahun ia hidup menderita, namun sedikit pun tak mengurangi keimanannya kepada Allah. (Nawasi Rambe, 2006).

Mengapa Nabi Ayyub a.s. mengembalikan ulat-ulat ke lukanya,???....Mungkin ada pesan yang ingin disampaikan kepada kita.

Ulat atau belatung bagi sebagian besar masyarakat dianggap menggelikan sekaligus menjijikkan sebab sering disertai dengan bau yang tidak sedap. Keberadaan belatung dalam luka tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tapi juga mengganggu kenyamanan pasien, perawat dan dokter, serta orang lain di sekitar pasien yang pada akhirnya membuat pasien mengalami gangguan harga diri rendah dan gangguan interaksi sosial. read more...


4 komentar:

Anonim mengatakan...

tulisan yang menarik. blog yang menarik juga. saya mengajukan tukar link, apakah berkenan? salam.

Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN. mengatakan...

ok, trims kunjungannya

riapuput mengatakan...

sangat menarik ns.., memang kita perlu melihat dan mengambil hikmah yg tersembunyi dr para nabi dan sahabat...

Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN. mengatakan...

@ riapuput, trims ya sudah mampir, maaf comennya baru dipublish...