Selasa, 20 Mei 2014

TIPS PUBLIKASI INTERNASIONAL: KRITIK JURNAL


 
Perlu dipahami bersama bahwa kritik jurnal bukan didasarkan atas tendensi negatif kepada author dan tim sebagai individu, tetapi kritik jurnal bertujuan membangun daya nalar kita, sehingga kita bisa menyiapkan manuskrip untuk publikasi internasional jauh lebih baik.

Yang kedua proses penelitian hingga proses publikasi adalah proses yang panjang yang diselimuti dengan segala keterbatasan (limitation of study), dengan demikian tidak ada gading yang tak retak dalam proses publikasi.




 Disini saya mengambil contoh artikel diatas:
Abougalambou, S. S. I., & Abougalambou, A. S. (2012). Explorative study on diabetes neuropathy among type II diabetic patients in Universiti Sains Malaysia Hospital. Diabetes & Metabolic Syndrome, 6(3), 167–72. doi:10.1016/j.dsx.2012.09.002

Seperti dalam postingan sebelumnya, kita akan mengkritik jurnal ini dengan menggunakan "Cermin".





  • Objective vs Conclusion:
Tujuan penelitian ini untuk menentukan faktor resiko dan prevalensi diabetic neuropathy pada pasien DM type 2. Bercermin pada pernyataan di kesimpulan "this study show high prevalence of diabetic neuropathy and HbA1C and Creatinine....", maka abstrak ini sudah bagus karena tujuan penelitian terjawab di kesimpulan. 

  • Methods vs Results:
Pada chapter Methods authors menyampaikan bahwa diagnosa neuropathy ditegakkan melalui pemeriksaan "nerve conduction studies", mungkin bisa diterpatajam, jenis alat hingga spesifikasi. yang menarik adalah di chapter Results, peneliti justru melaporkan prevalensi nephropathy sebesar 54.3 % bukan prevalensi neuropathy (ingat neuropathy dan nephropathy adalah kondisi klinis yang berbeda jauh meski sama-sama komplikasi DM type 2).

Entah abstrak diatas salah ketik atau kesengajaan, yang jelas artikel diatas tentunya telah melalui proses peer reviewed. 

Tsuruma campus
Menjelang Ashar

Tidak ada komentar: