Jumat, 25 Desember 2009

DEBRIDEMENT



Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN

Luka necrotic merupakan fase tenang dari luka, namun luka nekrotik menjadi suatu masalah bukan hanya karena jaringannya sudah mati dan irreversible akan tetapi karena:

1.Jaringan necrotic sebagai “devitalized tissue” merupakan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme pada luka.
2.Jaringan necrotic menyebabkan bantalan luka sulit untuk dilihat.

Ada beberapa jenis debridement yaitu:
  1. Conservatice Surgical Wound Debridement (CSWD).
  2. Merupakan tindakan pembedahan konservatif dibawah anastesi untuk mengangkat jaringan necrotic.
  3. Autolytic Debridement, contohnya, dengan menggunakan Hydrogel.
  4. Mechanical Debridement, contohnya, dengan menggunakan kasa basah-kering (wet to dry gauze).
  5. Enzymatic Debridement, contohnya, dengan menggunakan enzyme papain urea, kolagenase, dll.
  6. Biosurgical Debridement, contohnya dengan menggunakan Maggot/Larva/Belatung.

Adapun indikasi untuk menghentikan tindakan debridement yaitu:
1.Luka berdarah.
2.Pasien mengeluh nyeri.
3.Bantalan luka telah terlihat.

Untuk melakukan debridement dibutuhkan keterampilan khusus, antara lain:
  1. Keterampilan klinis untuk mengambil keputusan kapan debridement dimulai dan kapan debridement diakhiri.
  2. Memilih jenis debridement yang akan dilakukan.
  3. Keterampilan motorik kasar dan motorik halus.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

ada tidak protokol debridement? ditunggu ya postingannya...