Saldy Yusuf, S.Kep,Ns.ETN
Hari jum’at tanggal 29 Januari 2010 bagi kita mungkin sama seperti hari-hari sebelumnya, namun bagi ostomate (orang yang hidup dengan stoma) merupakan sebuah hari bersejarah. Bertempat di Sekretariat Bagian Bedah Digestif RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dilaksanakan pelantikan pengurus ‘Indonesian Ostomate Association (InOA) Cabang Makassar”. Pelantikan dihadiri langsung oleh dr. Dieta Parengkuan, dr. Utari, dan Suster Dwi Heni dari Yayasan Kanker Indonesia.
Dalam sambutannya, dr. Dieta mengatakan bahwa saat ini data ostomate yang ada di Indonesia masih simpang siur, walaupun pihak Yayasan Kanker Indonesia telah melakukan persuratan ke seluruh Rumah Sakit yang ada di Indonesia, namun ternyata hanya 3 rumah sakit yang memberikan data ostomate. Hal menjadi tantangan bagi pengurus InOA Cabang Makassar. Lebih lanjut dr. Dieta mengatakan bahwa kekuatan ostomate merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Ostomate dapat menjadi “konsultan” yang paling ampuh bagi calon ostomate lainnya yang akan menghadapi operasi stoma. Oleh karena itu dalam persiapan pre operasi sebaiknya ostomate dilibatkan sebagai role model yang tentunya akan memberi inspirasi dan motivasi bagi calon-calon ostomate lainnya.
Data base ostomate menjadi hal yang penting dan mutlak untuk ditindak lanjuti oleh karena itu pendataan ostomate menjadi tugas pertama yang harus direalisasikan oleh Pengurus terpilih, ujar Dr. Ronald. Lebih lanjut, dr. Ronald mengatakan Cancer Colon merupakan penyebab utama yang paling bertanggung jawab terhadap tidak berfungsinya anus. Saat ini terjadi tren pergeseran insidens cancer colon. Decade tahun 1980 cancer colon hanya pada usia 60 tahun keatas, decade tahun 1990 pada usia 40 tahun keatas, dan decade tahun 2004 sudah ditemukan di bawah usia 40 tahun.
Hidup dengan stoma memang bukan pilihan, namun dengan kondisi klinis yang tidak memungkinkan lagi evakuasi feses melalui anus, maka stoma menjadi satu-satunya pilihan terbaik yang berfungsi sebagai “artificial anus”. Hidup dengan “anus baru” di abdomen tentunya memberikan perubahan besar dalam kehidupan seorang ostomate, tidak hanya perubahan fisik, namun juga psikis, social, bahkan spiritual.
Bagaimana dengan pola makan saya? Bagaimana saya melakukan hubungan suami-isteri? Bagaimana cara saya menghadiri resepsi pernikahan? Bagaimana saya shalat? Adalah sebagian kecil contoh pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak ostomate, dan nobody can answer it.
STRUKTUR ORGANISASI Indonesian Ostomate Association (InOA) Cabang Makassar.
Struktur Organisasi InOA Cabang Makassar berdasarkan Surat Keputusan Perhimpunan Bedah Digestif Indonesia (IKABDI) Cabang Makassar No: 03/IKABDI-CAB/MKS/I/2010.
PEMBINA : Yayasan Kanker Indonesia (YKI).
PELINDUNG : Direktur RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Ketua IKABDI
KETUA : Dr. Asmaun Nadjamuddin, Sp.RM
WAKIL KETUA : Dr. Ronald E. Lusikooy, SpB-KBD
SEKRETARIS : Dr. Warsinggih, SpB-KBD
PROFESSIONAL : Dr. Murny A. Rauf, SpB-KBD.
Dr. Sulaihi, SpB-KBD
Dr. Ibrahim Labeda, SpB-KBD
Dr. Mappincara, SpB-KBD
Ns. Alimuddin, S.Kep.ETN
Ns. Muhammad Saleh, S.Kep.ETN
Ns. Saldy Yusuf, S.Kep. ETN
OSTOMATE : Sabaruddin
Ibu Nelly
Ibu Maghfirah
Terbentuknya InOA Cabang Makassar juga memberi bukti bahwa dokter (bedah digestif) dan perawat (ET Nurse) dapat berkolaborasi secara harmonis dalam konteks peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Semoga keberadaan InOA Cabang Makassar dapat memberikan konstibusi positif dalam rangka peningkatan “Quality of Life” ostomate di kota Makassar pada khususnya dan di Indonesia Timur pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar