Minggu, 18 Mei 2014

NERS AYO PUBLIKASI INTERNASIONAL

HARUSKAH TERINDEKS DI SCOPUS ?



Kemana kita mengirim manuskrip kita untuk publikasi internasional?

pertanyaan ini harus dijawab dengan strategi yang cerdas dan jitu sebelum mengirimkan manuskrip. Salah strategi dalam mengirim manuskrip bisa berdampak ditolaknya manuskrip karena tidak sesuai dengan visi jurnal. Atau bisa juga manuskrip kita diterima tetapi dengan sejumlah bayaran yang tidak murah, atau manuskrip kita diterima tetapi ternyata belakangan baru kita sadar bahwa dimuat di jurnal abal-abal (palsu).

Untuk itu ada beberapa kebijakan yang dilakukan untuk mencegah jangan sampai manuskrip kita menjadi tidak berarti (terutama buat rekan PNS yang mengejar kredit). Salah satu yang dipersyaratkan DIKTI adalah harus terindeks di SCOPUS. Dengan asusmsi semua artikel di bawah naungan SCOPUS adalah Jurnal yang mengikuti kaidan scientific writing dengan proses peer reviewed ditandai dengan adanya nilai impact factor.

Tetapi apakah hanya yang terindeks di SCOPUS?

Secara pribadi saya kurang setuju kalau kita hanya berkiblat pada jurnal yang terindeks di SCOPUS, ada banyak publisher dengan ribuan jurnal bernaung pada portal yang lain. PubMED, Willey Online Library, SAGE, dll hingga yang gratisan (Open Access) seperti BIOMED Central layak jadi pertimbangan. Apalagi untuk rumpun ilmu Keperawatan, sudah ada CINAHL.

Tidak bisa dipungkiri bahwa di dunia ini sistem kapitalisme telah menjarah dunia akademik termasuk proses publikasi internasional. Jadi mengapa harus memaksakan pada Jurnal yang terindeks pada SCOPUS kalau Negara sendiri belum mampu membuka akses bagi rakyatnya untuk mengakses SCOPUS. Lebih baik kita ganti kiblat ke Open Access.


Selfnote
Menyimak kapitalisme publikasi internasional.

Tidak ada komentar: