Selasa, 30 November 2010

EDUKASI, SOLUSI MURAH MENCEGAH AMPUTASI KAKI DIABETES

Endemik diabetes akan menjadi masalah global bila tidak disertai dengan program pencegahan yang sistematis. American Diabetes Association (ADA, 2010) menegaskan bahwa setiap 20 detik satu diagnose baru diabetes ditemukan. Setiap 30 detik terjadi amputasi pada kaki diabetik di seluruh dunia, 60-80 %  amputasi kaki non traumatik disebabkan oleh diabetes.

Tujuan Perawatan Kaki Diabetes
Berdasarkan Consensus development conference on diabetic foot wound care (1999) tujuan perawatan luka diabetes adalah:
  1. Untuk meningkatkan fungsi dan kualitas hidup.
  2. Untuk mengontrol infeksi.
  3. Untuk mempertahankan status kesehatan.
  4. Untuk mencegah amputasi.
  5. Untuk mengurangi biaya.

Masalah Kaki Diabetes
Kaki diabetic dengan ganggren merupakan masalah utama yang sering berakhir dengan kematian selain koma diabetic (Connor, H. 2008). Pada tahun 2007 di US biaya perawatan diabetes termasuk komplikasi yang menyertainya sebesar $ 174 miliar, $ 116 miliar diantaranya  merupakan biaya langsung dan $ 58.3 miliar sisanya merupakan biaya tidak langsung akibat diabetes seperti kehilangan pekerjaan, kecacatan dan mortalitas premature (ADA, 2007). Angka $ 116 miliar mungkin terdengar ringan, namun untuk kita di Indonesia uang tersebut bisa dipakai membangun 39 jembatan suramadu seharga 4.5 trilyun rupiah per buah. Sayangnya, menurut WHO sebagaian besar pasien diabetes berasal dari negara-negara dengan pendapatan perkapita menengah ke bawah. Di Indonesia, menurut Widsari (2007) Perawatan luka kaki diabetes menghabiskan rata-rata 4-5 juta rupiah dengan lama penyembuhan 2-3 bulan.

Pendekatan Multidisipliner Dalam Mencegah Amputasi Kaki Diabetes
Oleh karena itu edukasi bagi pasien diabetes merupakan strategi pencegahan yang efektif dalam mencegah amputasi kaki diabetes. Edukasi tidak memerlukan biaya yang mahal, tender untuk pengadaan alat, birokrasi yang berbelit, waktu yang lama dan yang paling penting siapapun bisa menjadi diabetic educator; perawat, dokter, mahasiswa, termasuk anggota keluarga. Beberapa penelitian (kurang tahu ya kalau di Indonesia….) membuktikan bahwa edukasi pada pasien secara adekuat, deteksi dini dan penatalaksanaan secara multidisipliner merupakan pendekatan terbaik dalam merawat pasien diabetes. (Driver, Vickie.R. 2010). Lebih lanjut dibutuhkan pendekatan multidisipliner dalam mencegah amptuasi kaki diabetic. Sekarang bukan lagi jamannya mono disipliner sebab kerjasama secara multidisipliner  dapat mencegah angka amputasi sebesar 82 % (Driver et al, 2005).

Bagaimana efektifitas edukasi dalam mencegah amputasi kaki diabetic?

Ada banyak penelitian yang menunjukkan korelasi positif antara penyuluhan dan penurunan insidens amputasi kaki diabetes. Pada postingan ini penulis merujuk ke penelitian Ollendorf (1998). Penelitian Ollendorf pada 10.000 subjek menunjukkan bahwa edukasi pada pasien dapat menghemat biaya perawatan dan pengobatan sebesar $ 1.1 juta, pendekatan multidisipliner dapat menghemat biaya $. 750.000 dan penggunaan sepatu khusus kaki diabetes dapat mengurangi biaya perawatan sebesar $. 850.000. Lebih lanjut Ollendorf menambahkan bahwa penyuluhan pada penderita diabetes dapat menurunkan incidens amputasi sebesar 72 %. Van Gills (1999) menambahkan bahwa  terdapat penurunan angka amputasi kaki diabetes dalam kurun waktu 4 tahun pasca implementasi edukasi sebesar 82 %.

Sudah saatnya rumah sakit hingga puskesmas menyediakan kelas diabetes atau setidaknya  memberikan pamphlet yang berisi point-point singkat tentang perawatan kaki diabtees, penjelasan sederhana tentunya akan bermakna besar bagi penderita diabetes.

Mahasiswa keperawatanpun dibekali konsep edukasi bagi pasien diabetes bukan hanya konsep edukasi yang sifatnya turun-temurun atau copy paste, sehingga ilmu keperawatan bisa sedikit berkembang dan punya makna aplikatif dalam konteks klinis sebagai bentuk profesionalisme. Stop amputasi diabetis, sekarang!

Referensi:

1.    American Diabetes Association (ADA). Economic costs of diabetes in the U.S. 2007. Diabetes Care 2008;31:596-615.
2.    Connor H. Some historical aspects of diabetic foot disease. Diabetes Metab Res Rev 2008;24(Suppl 1):S7-13.
3.    Holzer SE, Camerota A, Martens L, Cuerdon T, Crystal-Peters J, Zagari M. (1998). Costs and duration of care for lower extremity ulcers in patients with diabetes. Clin Ther .20:169-81.
4.    Holzer SE, Camerota A, Martens L, Cuerdon T, Crystal-Peters J, Zagari M. (1998). Costs and duration of care for lower extremity ulcers in patients with diabetes. Clin Ther .20:169-81.
5.    Driver, Vickie.R., Fabbi, Mateo., Lavery, Lawrence.A., Gibbons, Gary (2010) The costs of diabetic foot: The economic case for the limb salvage team. J Vasc Surg 2010;52:17S-22S.
6.    Van Gils CC, Wheeler LA, Mellstrom M, Brinton EA, Mason S, Wheeler CG. Amputation prevention by vascular surgery and podiatry collaboration in high-risk diabetic and nondiabetic patients. The Operation Desert Foot experience. Diabetes Care 1999;22:678-83.
7.    Driver VR, Madsen J, Goodman RA. Reducing amputation rates in patients with diabetes at a military medical center: the limb preservation service model. Diabetes Care 2005;28:248-53.

2 komentar:

Uni_ZahraH BUNGA BERSERI mengatakan...

iya...dan edukasi yg solusinya konkrit itu bgmn ya?

Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN. mengatakan...

@ Ners Uni, sabar ya...insya Allah akan dipublish as soon