Menarik membaca artikel diatas
Kurang lebih kesimpulannya, pasien dengan neuropati mengalami penyusutan volume otak pada area "peripheral gray matter" dibanding pasien DM tanpa neuropathy atau pada orang yang sehat. Memang selama ini kita hanya melihat persoalan neuropathy pada pasien diabetes sebagai persoalan "perifer" ketimbang melihat pasien secara holistik.
Kurang lebih kesimpulannya, pasien dengan neuropati mengalami penyusutan volume otak pada area "peripheral gray matter" dibanding pasien DM tanpa neuropathy atau pada orang yang sehat. Memang selama ini kita hanya melihat persoalan neuropathy pada pasien diabetes sebagai persoalan "perifer" ketimbang melihat pasien secara holistik.
Namun sebenarnya bukan hanya volume otak pasien neuropati yang mengalami penyusutan, volume hatipun bisa menyusut sebagai akibat dari perawatan jangka panjang atau tipisnya peluang kesembuhan serta bayang-bayang kematian.
Selain volume otak dan hati, volume dompet jelas ikut menyusut, biaya langsung (pengobatan dan perawatan) serta biaya tidak langsung (transport, akomodasi, dll) selama berbulan-bulan masa perawatan menjadi beban ekonomi bagi pasien dan keluarga.
Sekali lagi, sekiranya kita tidak hanya melihat persoalan luka kaki diabetik atau neuropati diabetik sebagai persoalan kerusakan jaringan tubuh tetapi lebih kepada gangguan fungsi dan peran pasien sebagai anggota keluarga.
REFERENCE:
Selvarajah, D., Wilkinson, I. D., Maxwell, M., Davies, J.,
Sankar, A., Boland, E., … Tesfaye, S. (2014). Magnetic resonance neuroimaging
study of brain structural differences in diabetic peripheral neuropathy. Diabetes
Care, 37(6), 1681–8. doi:10.2337/dc13-2610
Tidak ada komentar:
Posting Komentar